Masyarakat kita memiliki berbagai macam pandangan tentang pernikahan, sebagian mungkin hanya berupa mitos saja. Untuk yang sedang merencanakan pernikahan ada baiknya mempertimbangkan hal berikut ini:
Hanya laki-laki yang diuntungkan dengan pernikahan. Anggapan ini tidak benar, karena pernikahan adalah persetujuan kedua belah pihak. Jadi, seharusnya laki-laki dan perempuang memperoleh keuntungan yang sama.
Anak membawa kebahagiaan dan membuat pasangan saling mencintai. Setiap pasangan yang menikah biasanya memiliki keinginan untuk memiliki anak, walaupun sebenarnya tanpa kehadiran si buah hati, kedua pasangan harus tetap saling mencintai. Beberapa pihak berpendapat bahwa memiliki anak merupakan kebahagian sekaligus tekanan kepada kedua pasangan.
Pasangan sebaiknya memiliki pandangan, kebiasaan dan pemikiran sebelum menikah. Tidak benar. Kesamaan hanya salah satu faktor yang membuat dua orang melangsungkan pernikahan, perbedaan-perbedaan yang ada juga mendorong kedua pasangan dalam mendewasakan diri masing-masing. Perbedaan juga mendorong kedua pasangan untuk saling memahami, mendorong dan saling mendukung.
Pertengkaran adalah pertanda buruk. Tidak benar. Pertengkaran apabila disikapi secara dewasa oleh kedua pasangan akan menjadi ajang pendewasaan diri, serta salah satu cara untuk saling memahami. Pertengkaran yang terjadi sebaiknya menjadi sarana untuk saling memahami bukan untuk dihindari.
Menikah berarti memiliki teman kencan seumur hidup. Tidak benar. Hal ini bukanlah satu-satunya alasan untuk melakukan pernikahan. Paling tidak anda semakin mengetahui bahwa sekarang anda hidup dengan orang yang anda cintai. Suami atau istri bukan sekedar teman bercinta, tetapi orang yang selalu siap untuk anda. Menjadi teman setia, menjadi sahabat yang selalu siap menemani anda dalam suka dan duka.
Kunci kebahagiaan pernikahan adalah romantisme. Selain cinta, kebanyakan pasangan menganggap komitmen sebagai perekat pernikahan. Romantisme dapat diwujudkan dengan cara yang sederhana, seperti bercerita. Berceritalah dengan pasangan anda, apa saja, cerita di kantor, pengalaman masa lalu, cita-cita di masa depan dan sebagainya.
Menikah = menjadi dewasa. Banyak orang berpendapat seperti ini. Walaupun setelah menikah seseorang tidak langsung bertambah dewasa, tetapi proses serta pengalaman selama pernikahan akan mendorong orang untuk menjadi lebih dewasa dalam berbagai hal. Misalnya tanggung jawab, bila sebelum menikah seseorang dengan mudah membeli barang-barang yang disukai, tetapi setelah menikah mungkin dia akan berfikir lebih untuk membeli barang tersebut atau paling tidak dia akan bertanya kepada pasangannya.
Hanya laki-laki yang diuntungkan dengan pernikahan. Anggapan ini tidak benar, karena pernikahan adalah persetujuan kedua belah pihak. Jadi, seharusnya laki-laki dan perempuang memperoleh keuntungan yang sama.
Anak membawa kebahagiaan dan membuat pasangan saling mencintai. Setiap pasangan yang menikah biasanya memiliki keinginan untuk memiliki anak, walaupun sebenarnya tanpa kehadiran si buah hati, kedua pasangan harus tetap saling mencintai. Beberapa pihak berpendapat bahwa memiliki anak merupakan kebahagian sekaligus tekanan kepada kedua pasangan.
Pasangan sebaiknya memiliki pandangan, kebiasaan dan pemikiran sebelum menikah. Tidak benar. Kesamaan hanya salah satu faktor yang membuat dua orang melangsungkan pernikahan, perbedaan-perbedaan yang ada juga mendorong kedua pasangan dalam mendewasakan diri masing-masing. Perbedaan juga mendorong kedua pasangan untuk saling memahami, mendorong dan saling mendukung.
Pertengkaran adalah pertanda buruk. Tidak benar. Pertengkaran apabila disikapi secara dewasa oleh kedua pasangan akan menjadi ajang pendewasaan diri, serta salah satu cara untuk saling memahami. Pertengkaran yang terjadi sebaiknya menjadi sarana untuk saling memahami bukan untuk dihindari.
Menikah berarti memiliki teman kencan seumur hidup. Tidak benar. Hal ini bukanlah satu-satunya alasan untuk melakukan pernikahan. Paling tidak anda semakin mengetahui bahwa sekarang anda hidup dengan orang yang anda cintai. Suami atau istri bukan sekedar teman bercinta, tetapi orang yang selalu siap untuk anda. Menjadi teman setia, menjadi sahabat yang selalu siap menemani anda dalam suka dan duka.
Kunci kebahagiaan pernikahan adalah romantisme. Selain cinta, kebanyakan pasangan menganggap komitmen sebagai perekat pernikahan. Romantisme dapat diwujudkan dengan cara yang sederhana, seperti bercerita. Berceritalah dengan pasangan anda, apa saja, cerita di kantor, pengalaman masa lalu, cita-cita di masa depan dan sebagainya.
Menikah = menjadi dewasa. Banyak orang berpendapat seperti ini. Walaupun setelah menikah seseorang tidak langsung bertambah dewasa, tetapi proses serta pengalaman selama pernikahan akan mendorong orang untuk menjadi lebih dewasa dalam berbagai hal. Misalnya tanggung jawab, bila sebelum menikah seseorang dengan mudah membeli barang-barang yang disukai, tetapi setelah menikah mungkin dia akan berfikir lebih untuk membeli barang tersebut atau paling tidak dia akan bertanya kepada pasangannya.